RSS

Daily Archives: April 10, 2011

Airhead 2 – Being Nikki


  • Pengarang     :   Meg Cabot
  • Genre            :    Drama, Fantasy
  • Tebal             :   304 hlm
  • Penerbit         :   Gramedia
  • Harga            :   32.000 IDR
  • Cetakan         :   Januari 2011
  • Tanggal Beli   :   1 Februari 2011

Em yakin tidak ada yang lebih buruk daripada menjadi genius dalam tubuh seorang supermodel remaja.

Tapi tenyata Em salah.

Ternyata Em memiliki seorang ibu yang menghilang secara misterius, seorang kakak laki-laki yang muncul di rumahnya dan menuntut jawaban, mantan sahabat baik yang bertekat menghancurkan Stark Enterprises, dan artis ganteng dari Inggris yang menulis lagu cinta tentang dirinya yang sekarang jadi hits.

Bagaimana Em bisa menyeimbangkan itu semua, ditambah dengan sekolah dan fashion show ―terutama saat dia punya banyak mantan pacar yang terus bermunculan dan menginginkan lebih dari sekadar sesi pemotetran, adik perempuan yang ingin ikut pertandingan cheerleader, dan menjadi duta perusahaan yang tampaknya sedang beralih ke sisi jahat…

Belum lagi mencoba meyakinkan cinta sejatinya bahwa tidak semua model itu bodoh… terutama dirinya…

Tapi memang tidak ada yang bilang menjadi Nikki itu mudah.

Pendapatku :

Seri kedua ini bagus! Banyak konflik di dalamnya. DI sini juga menggambarkan cara pikir Nikki alias Em yang simpel dan santai. Dia berusaha menyelesaikan masalahnya satu persatu dan, oke, sebuah kejutan terjadi. Ternyata Nikki yang asli masih hidup! Yah, setidaknya di tubuh orang lain, karena otaknya waktu itu nggak di ’buang’ oleh dokter yang mengoperasinya, tapi dipindahkan ke tubuh gadis lain tanpa di ketahui pihak rumah sakit. Dan sekarang Em akhirnya bisa melacak posisi Nikki yang dibantu oleh Christopher, teman Christopher dan Steven Howard, kakak Nikki. Mereka menemukan Nikki, dan dokter yang mengoperasinya, juga ibu kandung Nikki.

Kukira akhirnya bisa happy ending, tapi tenyata ada satu masalah lagi. Em dipaksa ―dengan ancaman― oleh Brandon Stark agar menjadi kekasihnya kalau tidak ingin keberadaan Nikki dan si dokter di laporkan kepada ayahnya. Em tidak bisa menolaknya.

Bagus, cerita yang bagus. Coba aja baca…  ;D

Ratingku buat novel ini : 8,8

 
3 Comments

Posted by on April 10, 2011 in TeenLit

 

Airhead


  • Pengarang     :   Meg Cabot
  • Genre            :    Drama, Fantasy
  • Tebal             :   352 hlm
  • Penerbit         :   Gramedia
  • Harga            :   33.750 IDR
  • Cetakan         :   2010
  • Tanggal Beli   :   7 Desember 2010

Em Watts telah tiada.

Emerson Watts bahkan tidak kepingin pergi ke acara grand opening Stark Megastore baru di SoHo. Tapi masalahnya, harus ada yang menjaga adiknya, Frida, yang naksir penyanyi Inggris ganteng favoritnya, Gabriel Luna, yang bakalan menyanyi dan mengadakan jumpa penggemar di sana ―bersama Duta Stark baru, supermoder remaja terkenal Nikki Howard.

Em tak tahu ada sebuah malapetaka akan menimpanya, mengubahnya ―dan hidup yang selama ini dikenalnya― selamanya. Setelah kecelakaan aneh itu, Em Watts, cewek tomboy yang nggak suka dandan, mendadak berubah dan tidak lagi menjadi dirinya. Dalam arti sebenarnya.

Sekarang, persoalannya bukan lagi membuat sahabatnya, Christopher, menyadari kalau ia benar-benar cewek.

Tapi yang ia yakin tidak akan pernah bisa ia terima ternyata justru menjadi kunci yang akan membuat impiannya terwujud…

Pendapatku :

Kalo buku ini ambil temanya lain lagi, diluar nalar bahkan. Masa ceritanya si Em ini berubah jadi Nikki, dalam arti yang sesungguhnya! Gimana? Dengan transplantasi otak. Hhaha.. Sempat heran juga sama imajinasi sang penulis. Tapi yah, karena novel itu penuh imajinasi, aku otomatis menerima imajinasi ini dan mengikuti alur ceritanya. Tapi hei, aku tetap tahu mana yang imajinasi dan mana yang nyata lho yaa..

Nah, kalo dilihat dari segi cerita ―terutama setelah kehidupan Em sebagai Nikki dimulai― dimana ia tetap menjalani profesi model karena terpaksa, ceritanya cukup bagus. Soalnya aku sempat menantikan seri kedua novel ini, Being Nikki. Aku penasaran sama jalan cerita selanjutnya soalnya. Beda tau ide ceritanya… Meg Cabot memang inovatif. =D

Ratingku buat novel ini : 8,4

 
1 Comment

Posted by on April 10, 2011 in TeenLit

 

The Immortals 2 – Blue Moon


  • Pengarang     :   Alyson Noel
  • Genre            :    Drama, Fantasy
  • Tebal             :   406 hlm
  • Penerbit         :   Mizan
  • Harga            :   36.750 IDR
  • Cetakan         :   Januari 2011
  • Tanggal Beli   :   1 Februari 2011

Betapa pun besarnya rasa cintaku padanya, kini aku tahu, bahwa saat Damen mengembalikanku ke kehidupan, dia telah mengacaukan keteraturan alam. Mengubahku menjadi sesuatu yang tak sesuai takdirku.

Dan kini tugaskulah untuk memperbaiki semuanya.

Sebagai seorang immortal baru, Ever sangat bersemangat mempelajari kemampuan supernaturalnya. Namun, seiring dengan peningkatan kekuatan Ever, kekuatan Damen malah melemah. Damen juga perlahan kehilangan ingatannya, bahkan sampai lupa akan cintanya kepada Ever.

Ever pun pergi ke dimensi magis Summerland, mencari obat penawar untuk Damen. Tak disangka, di sana dia malah menemukan rahasia masa lalu Damen yang kelam. Ever juga menemukan cara kerja waktu, sehingga dia harus memilih antara kembali ke masa lalu untuk menyelamatkan keluarganya dan kecelakaan mematikan, atau menetap di masa kini dan menyelamatkan Damen.

Pendapatku :

Nah, untungnya ni seri kedua lebih mendingan. Ceritanya lebih bagus, dan sifat nyebelin Ever lebih sedikit. Muncul tokoh baru, Roman, murid baru di SMA Ever dan dia orang yang misterius. Dia jadi musuh bebuyutan Ever. Ever jengkel setengah mati sama dia.

Di akhir cerita ―disinilah muncul tindakan Ever yang bikin emosi, Ever mendapat kutukan karena sikap bodohnya. Dia tidak bisa berdekatan dengan Damen atau cowok itu akan mati karenanya.

Jadi penasaran sama jilid selanjutnya, Shadowland…

Tapi aku salut sama si pengarang, Alyson Noel. Dia nggak hanya menciptakan perasaan senang atau sedih saja pada pembacanya, seperti kebanyakan pengarang yang lain, tapi Noel juga bisa bikin emosi dan jengkel seperti yang aku rasakan waktu membaca novel ini. Salut, salut..

Ratingku buat novel ini : 7

 
Leave a comment

Posted by on April 10, 2011 in Magic

 

The Immortals 1 – Evermore


  • Pengarang     :   Alyson Noel
  • Genre            :    Drama, Fantasy
  • Tebal             :   398 hlm
  • Penerbit         :   Mizan
  • Harga            :   39.200 IDR
  • Cetakan         :   November 2010
  • Tanggal Beli   :   21 Januari 2011

“Apa kau mencintaiku?”, tanyanya.

Aku mengalihkan tatapanku. Aku sadar aku mencintainya, dengan setiap helai rambut, sel kulit, bahkan tetes darahku. Aku dipenuhi dengan rasa cinta yang begitu melimpah, namun tak mampu mengucapkannya. Tapi toh juka dia sungguh-sungguh punya kemampuan khusus membaca pikiran, maka aku tak perlu lagi mengatakannya. Seharusnya dia bisa langsung tahu.

“Selalu lebih menyenangkan saat diucapkan,” ujarnya.

Setelah kecelakaan mengerikan merebut nyawa keluarganya, Ever Bloom yang berusia enam belas tahun dapat mendengar pikiran orang lain, melihat aura mereka, dan mengetahui seluruh kisah hidup seseorang hanya dengan menyentuhnya. Ever berusaha sebisa mungkin untuk menghindari kontak dengan manusia dan menekan kemampuannya, sampai-sampai dia dilabeli sebagai anak aneh di SMA barunya. Namun, segalanya berubah saat dia bertemu Damen Auguste.

Pria tampan, eksotis, dan kaya, dan merupakan satu-satunya orang yang dapat membungkam kebisingan dan energi acak di kepala Ever. Seolah Damen dapat mengintip menembus jiwanya. Ever yang selama ini terseret semakin jauh ke dalam dunia yang penuh rahasia dan misteri mendapatkan lebih banyak pertanyaan daripada jawaban, Ever yang sama sekali tak tahu telah menjadi siapa dirinya sekarang ―atau apa sosoknya sebenarnya, mulai menyadari dirinya tertarik bagai magnet ke dalam cinta Damen.

Pendapatku :

Awalnya aku suka-suka aja soalnya ceritanya lumayan lah. Tapi lama-lama aku nggak suka sama karakter Ever. Entahlah, bikin jengkel aja sifatnya. Jadi ada saat dimana ―sumpah― karakter Ever bikin gregetan karena bikin sebel.

Tapi kalau dari segi cerita, bagus kok. Kan kalo aku sudah beli bukunya, walaupun ceritanya aku nggak suka, mau nggak mau aku baca novel selanjutnya. Dan untungnya, aku lebih suka novel selanjutnya. Ceritanya lebih bagus lagi dari yang seri pertama! Tapi tar tetep ada saat dimana sikap Ever bikin emosi yang baca. Hhaha..

Ratingku buat novel ini : 6,5

 
2 Comments

Posted by on April 10, 2011 in Magic

 

A Little Princess


  • Pengarang     :   Frances Hodgson Burnett
  • Genre            :    Drama
  • Tebal             :   312 hlm
  • Penerbit         :   Gramedia
  • Harga            :   26.250 IDR
  • Cetakan         :   November 2010
  • Tanggal Beli   :   18 November 2010

Ketika baru datang ke London dan menjadi murid di sebuah sekolah asrama bergengsi, Sara Crewe memiliki segalanya ―pakaian-pakaian indah, boneka-boneka cantik, dan ayah yang selalu memenuhi segala keinginannya. Hidupnya nyaris sempurna, sampai hari ulang tahunnya yang kesebelas. Sara mendapat kabar bahwa ayahnya meninggal dan tidak mewariskan apa pun padanya. Gurunya, Miss Minchin, membencinya dan memperlakukannya dengan kejam, karena dia telah jatuh miskin. Kini Sara mesti menghadapi kesulitan-kesulitannya dan membuktikan bahwa dia tetap seorang putri raja yang bisa bertahan dalam menghadapi masa-masa berat itu.

Pendapatku :

Aku memang suka serial klasik. Kenapa? Selain gaya bahasanya yang masih sopan ―jelas saja, buku ini PERTAMA kali terbit itu tahun 1905 lho!― tapi nggak kaku, buku ini juga memberikan banyak pembelajaran buat kita semua.

Pertama, Sara adalah seorang sosok yang baik hati, walaupun dia masih kecil dan hidup menderita, dia selalu tersenyum dan memberikan penghiburan kepada teman-temannya walaupun ia sendiri sangat membutuhkannya. Kedua, melalui imajinasinya lah ia menyakinkan diri sendiri dan teman-temannya bahwa semua akan baik-baik saja. Dan yang terpenting, sosok Sara selalu positive thinking. Ia juga selalu memikirkan segala sesuatunya masak-masak sebelum melakukan. Menurutku itu keren, karena dilihat dari segi umur, ia masih anak kecil, dan ia seorang anak kecil yang tegar. Percayalah. Kau tidak akan menyesal membaca novel ini.

Kalau mau nonton filmnya, ada. Film buatan 1995 ini di perankan oleh Liesel Matthews dan di produseri oleh Alan C. Blomquist.

Ratingku buat novel ini : 9

 
4 Comments

Posted by on April 10, 2011 in Classics

 

The Mediator 4 – Darkest Hour


  • Pengarang     :   Meg Cabot
  • Genre            :    Drama, Horror
  • Tebal             :   288 hlm
  • Penerbit         :   Gramedia
  • Harga            :   26.250 IDR
  • Cetakan         :   Maret 2011
  • Tanggal Beli   :   28 Maret 2011

Ketika dibangunkan di tengah malam buta oleh hantu Maria de Silva dari abad ke-sembilan belas, Suze tahu itu bukan kunjungan biasa ―apalagi karena ada pisau ditempelkan ke lehernya. Semasa hidupnya dulu, Maria adalah tunangan Jesse ―yang tewas dibunuh 150 tahun silam. Jesse yang dicintai Suze. Jesse si hantu tampan.

Maria mengancam Suze: pembangunan dek di halaman belakang rumah keluarga Suze harus dihentikan. Suze tahu benar apa ―atau lebih tepatnya siapa― yang tidak ingin ditemukan oleh Maria. Tapi apakah bila ia memecahkan misteri pembunuhan Jesse, Suze akan kehilangan lelaki itu selamanya? Apakah Suze sudah siap menerima risiko kehilangan hantu cowok yang telah merebut hatinya?

Pendapatku  :

Sejauh ini masih asik-asik aja kaya biasanya. Aku memang paling suka novel karangan Meg Cabot. Bahasa yang dipakai bahasa santai alias bahasa kita sehari-hari, nggak kaku. Cara penuturan ceritanya  juga asik, seolah kita diajak bicara sama tokoh utamanya.

Cerita kali ini tentang liburan musim panas Suze dimana dia harus kerja paruh waktu sebagai pengasuh anak, dan ternyata, anak cowok 8 tahun yang dia asuh ini juga seorang MEDIATOR! Yah, ada lucu-lucunya juga. Tapi yang jelas ada tokoh baru, kakak Jack ―si bocah― yang bernama Paul sedang mendekati Suze tapi Suze menolak karena ia cinta mati sama Jesse, si hantu tampan.

Oia, disini ada saat dimana Jesse nunjukin rasa sayangnya sama Suze lho… Tapi dia tar menghilang waktu kerangka tubuhnya akhirnya di temukan di belakang rumah Suze =(

Ratingku buat novel ini : 8

 
Leave a comment

Posted by on April 10, 2011 in Horror/Mystery

 

The Mediator 3 – Reunion


  • Pengarang     :   Meg Cabot
  • Genre            :    Drama, Horror
  • Tebal             :   264 hlm
  • Penerbit         :   Gramedia
  • Harga            :   29.750 IDR
  • Cetakan         :   Januari 2011
  • Tanggal Beli   :   21 Januari 2011

KECELAKAAN terjadi. Dan selalu disebabkan oleh hantu, kalau kau adalah Susannah Simon.

Malaikat-Malaikat RLS dendam kesumat, dan hanya Suze yang bisa menghentikan mereka. Empat remaja yang tewas dalam kecelakaan tragis itu, menyalahkan teman sekelas Suze, Michael… dan tidak mau berhenti sampai Michael bergabung dengan mereka di dunia orang mati.

Di tengah perjuangan mati-matian menggagalkan setiap usaha mereka mencabut nyawa Michael, Suze mendapati bahwa ternyata amarah para Malaikat itu beralasan. Karena kematian mereka ternyata sama sekali bukan kecelakaan. Dan pembunuh mereka tak segan-segan mengulangi perbuatan jahatnya.

Pendapatku  :

Seperti biasa, disini Suze jadi malaikat penolong seseorang karena ada hantu-hantu yang mau membunuh, daaaan, Michael terlalu pede berfikir kalau Suze menyukainya karena demi keselamatan Michael, Suze tentu saja harus selalu di dekatnya, walaupun itu berarti ia harus berkencan dengan Michael yang sebenarnya tidak ia sukai sama sekali.

Untuk bumbu cerita kali ini ada sahabat Suze dari New York ―Gina― yang liburan ke California selama seminggu, menginap di rumah Suze, dan terjadi kompetisi memperebutkan perhatian Gina antara Sleepy dan Dopey. Hhihi…

Sebenarnya kalau aku baca novel ini tu nggak ada bikin ketawa, tapi sekalinya baca males buat berhenti, pokoknya bikin trus ngebuka halamannya. Tapi kalo mata ini uda kerasa ngantuuuuk bangeet, barulah berenti dan tidor. Kaya semalem… =b

Ratingku buat novel ini : 7,9

 
Leave a comment

Posted by on April 10, 2011 in Horror/Mystery

 

The Mediator 2 – Ninth Key


  • Pengarang               :    Meg Cabot
  • Genre                      :    Drama, Horror
  • Tebal                       :    256 hlm ; 20 cm
  • Penerbit                   :    Gramedia
  • Harga                      :    28.000 IDR
  • Pertama terbit          :    1 Februabri 2001
  • Cetakan                   :    Maret 2010
  • Tanggal Beli             :    28 Maret 2010

Hantu-hantu merusak segalanya. Apalagi kehidupan cintamu.

Semuanya berjalan asyik bagi Suze. Kehidupan barunya di California penuh pesta dan menyenangkan. Tad Beaumont, cowok paling keren di kota, mengajak Suze berkencan! Saking senangnya, Suze sampai rela mengabaikan segala kekurangan Tad… terutama bahwa Tad bukan Jesse, sang hantu super tampan yang diam-diam ditaksir Suze.

Tapi ada satu yang tak bisa diabaikan Suze: hantu wanita yang kematiannya sepertinya berhubungan dengan rahasia kelam masa lalu Tad Beaumont.

Review :

Cerita kali ini dimulai oleh Suze yang mulai menikmati kehidupan Californianya. Ia menjadi wakil presiden kelas dua pada minggu pertama kedatangannya di Mission Academy, sempat berkencan dengan cowok populer di sekolah, Bryce Martinson, sampai cowok itu pindah sekolah, lalu berpesta bersama kawan-kawannya barunya. Pokoknya bersenang-senang lah. Tapi rupanya tugas tidak bisa jauh darinya. Lagi-lagi hantu mendatanginya. Dan kali ini nggak tanggung-tanggung. Hantu ini adalah seorang wanita seumuran ibunya dan ia berteriak sangat kencang di samping telinga Suze saat gadis itu sedang enak-enaknya tidur. Wanita itu hanya meminta Suze untuk menyampaikan pada seorang bernama Red agar jangan merasa bersalah karena lelaki itu tidak membunuhnya.

Dengan minimnya informasi, iapun mencari tahu siapa Red ini. Dari temannya, CeeCee, ia akhirnya tahu bahwa Red adalah panggilan dari Thaddeus Beaumont, seorang pengembang real estate yang terkenal. Dan rupanya adalah ayah dari Tad Beaumont, cowok yang berdansa dengannya di pesta kolam renang Kelly yang lalu. Suze pun mencari cara untuk menemui Red, bahkan ia harus berpura-pura menjadi wartawan sekolah dengan kedok ingin mewawancarinya untuk koran sekolah mengenai sepuluh orang paling berpengaruh di Salinas County. Tapi kemudian muncul ayahnya yang sudah meninggal ─aku suka saat kemunculan ayahnya 🙂 ─ dan meminta Suze untuk menghentikan mengontak Red ini karena sangat berbahaya. Saat ditanya kenapa, ayahnya tidak bisa bilang kenapa, hanya semacam perasaan. Namun tahulah gimana Suze, ia tidak memperdulikan peringatan ayahnya dan tetap menghubungi Red Beaumont, bahkan berani mendatangi rumahnya yang ‘huge’ itu.. hha.. habisnya emang digambarkan sangat besar sih rumahnya..

Tapi eh tapi, setelah menyampaikan isi pesan itu, bukan reaksi sedih, kaget, atau rasa bersalah seperti yang biasa ia hadapi sebelumnya kalau ia menyampaikan pesan pada seseorang dari mereka yang sudah meninggal, tapi Red ini malah berbinar senang dan penasaran. Lah, apa yang salah dengan orang ini? Ia bahkan senang saat tahu Suze adalah seorang cenayang (kalau ini mau nggak mau Suze mengaku seorang cenayang.. hha..). Tapi oey, saat Suze akan pergi dari ruang kerja itu, ia tidak bisa membuka pintu dan semua jendela tertutup rapat ─benar-benar rapat! Setelah cukup membuat Suze panik, muncul seorang bernama Marcus yang membawanya pergi dari ruangan dan mengantarnya keluar rumah. Saat melewati kolam renang itulah Suze mengenali Tad. Akhirnya Marcus meninggalkan Suze bersama Tad dan cowok itu yang mengantar pulang Suze. Tapi sebelumnya, mereka pergi ke semacam kafe buat nongkrong bentar dan saat pulang, sesampainya mereka di depan rumah Suze, Tad menciumnya! Yap, menciumnya. Dan ini ciuman pertama Suze. Hhhehe.. Sayangnya ciuman mesra Suze terputus saat ia melihat ada seseorang yang duduk di jog belakang mobil Tad, atau setidaknya ada sesosok hantu yang mengamati mereka. Hhahaha.. Jesse lah yang duduk manis disitu. Praktis, sejak saat itu Jesse, yang masih beraliran ‘kuno’ karena ia hidup seratus lima puluh tahun yang lalu dalam budaya yang tidak sebebas sekarang, terus menceramahi Suze. Aduh. Sebenarnya biar Jesse tidak menunjukkan kalau ia suka pada Suze, ia sangat memperhatikan gadis itu. Belum lagi ia selalu muncul segera saat Suze membutuhkannya. Manis kali Jesse ini..

Oke, cerita berlanjut. Hari berikutnya, CeeCee, Adam dan Suze sedang berkumpul dan mereka membicarakan tentang proyek yang dikerjakan CeeCee. Mengingat gadis itu adalah editor koran sekolah, ia banyak melakukan penelitian dan kali ini ia melakukan crosscheck tentang perusahaan-perusahaan Thaddeus Beaumont. Ia banyak menemukan kejanggalan. Singkatnya, orang-orang yang menghalangi Beaumont Industries dalam perkembangan perusahaan pasti akan menghilang, entah itu menghilangkan diri atau bisa jadi meninggal karena dibunuh. Sayangnya selama ini tidak ada yang bisa menyeretnya ke meja hijau karena selain ia tokoh yang sangat berpengaruh, ia juga donatur kampanye terbesar di negara bagian untuk gubernur mereka yang baru. Dari informasi-informasi CeeCee inilah ia melihat foto wanita yang selama ini menghantui tidurnya, wanita itu bernama Deirdre Fiske. Ia dulu adalah wanita yang mempertahankan tanahnya dari incaran Beaumont Industries saat perusahaan itu ingin memperluas sineplex nya. Tapi sayangnya, iapun menghilang dan tujuh tahun kemudian ia dinyatakan meninggal dan anak-anak Fiske menjual tanah itu kepada Beaumont Industries.

Malam harinya Suze mendapat undangan makan malam langsung dari Tad dan ayahnya yang mengunjungi rumah Suze. Mau nggak mau Suze ikut permainan Mr. Beaumont. Ia ikut kerumah Tad dan sayangnya seusai makan, Tad jatuh pingsan. Rupanya Mr. Beaumont memberinya obat tidur lalu memusatkan seluruh perhatiannya pada Suze. Lagi-lagi iameminta Suze untuk memanggil hantu-hantu orang yang sudah ia bunuh dan ia berkata ia merasa sangat menyesal. Namun cara pendekatannya membuat Suze panik dan membuat cewek itu menusuk Red dengan pensil di dadanya. Red pun pingsan. Marcus yang mendengar teriakan Suze segera mendatangi mereka dan terkejut melihat Thaddeus Beaumont dan putranya terkapar tak sadarkan diri. Marcus pun menenangkan Suze yang panik dan meminta seseorang mengantar Suze pulang. Ia juga baru tahu dari Marcus kalau ternyata Thaddeus Beaumont ini sedang menjalani pengobatan karena gangguan kejiwaan yang ia alami. Thaddeus Beaumont menganggap dirinya seorang vampir dan telah membunuh banyak orang dan ia sangat menyesal sekarang. Pantas aja selama ini ia bertingkah seperti vampir, alergi sinar matahari, tidak pernah makan, dan terus memperhatikan leher Suze. Ahah.. Ada ada aja.. Makanya kupikir kok tiba-tiba genre novel ini beralih jadi fantasy fiksi cause tiba-tiba ada vampir segala. Tapi ternyata gitu penjelasannya.. hhaha.. Tapi eh, tenyata belum berhenti sampai sini lhoo.. barulah kemudian Suze menemukan satu lagi fakta yang membuatnya tahu bahwa selama ini yang ia yakini rupanya salah besar. Memang Mr. Beaumont yang membunuh Fiske, namun bukan Thaddeus Beaumont. Hmm..

Ratingku buat novel ini  : 8

 
Leave a comment

Posted by on April 10, 2011 in Horror/Mystery

 

The Mediator 1 – Shadowland


  • Pengarang               :    Meg Cabot
  • Genre                      :    Drama, Horror
  • Tebal                       :    256 hlm ; 20 cm
  • Penerbit                   :    Gramedia
  • Harga                      :    28.000 IDR
  • Pertama terbit          :    1 Januari 2004
  • Cetakan                   :    September 2009
  • Tanggal Beli             :    26 Maret 2010

Ada cowok keren di kamar Susannah Simon. Sayang cowok itu hantu.

Susannah seorang mediator ―penghubung antara orang hidup dan mati. Dengan kata lain, ia bisa melihat hantu. Dan mereka mengganggunya terus sampai Susannah membantu mereka menuntaskan urusan yang belum beres dengan orang-orang yang masih hidup. Tapi Jesse, hantu keren yang menghuni kamar tidur Susannah, sepertinya tidak membutuhkan bantuan. Melegakan sebenarnya, karena Susannah baru saja pindah ke California yang panas dan bermaksud membuka lembaran baru, jalan-jalan ke mal dan bukan ke kuburan, surfing dan bukan kedatangan tamu-tamu aneh dari alam gaib.

Tapi pada hari pertamanya di sekolah baru, Susannah sadar ternyata tidak semudah itu. Ada hantu yang ingin membalas dendam… dan kehadiran Susannah menghalanginya.

Review :

Cerita seri The Mediator ini dimulai dari kedatangan Susannah alias Suze ke tanah California Utara dimana dia akan tinggal kemudian. Sebagai pembuka, kita di sajikan sebuah cerita singkat mengenai Ibunya yang menikah lagi dengan lelaki bernama Andy dan ia memiliki tiga anak lelaki yang kemudian menjadi saudara tiri Suze. Mereka adalah Sleepy, Dopey, dan Doc. Sebenarnya, ini hanya panggilan Suze buat mereka karena, yah, nanti seiring perjalanan cerita kita bakal di kasih tahu kok kenapa 😀 Pokoknya, karena pernikahan ini menyebabkan Suze harus meninggalkan rumah yang selama enam belas tahun ia tinggali, sekolahnya, neneknya dan sahabat New York nya yang sejak TK ia kenal dengan baik. Kini ia harus menjalani kehidupan ala California. Bahkan rupanya Ibu Suze dan Andy harus mencari sebuah rumah baru yang bakal menampung anak-anak mereka dengan masing-masing anak mendapatkan kamar mereka sendiri. Itulah awal mula kisah Suze dalam seri The Mediator.

Rumah Suze yang baru ini berada di kawasan perbukitan Carmel dan memang digambarkan sebagai rumah yang cantik, besar, bergaya Victoria,dibangun pada tahun 1848 dan dulunya bekas sebuah penginapan bereputasi tinggi pada zamannya. Ibunya sangat merasa bersalah memaksa Suze untuk tinggal di rumah tua dan bersekolah di sekolah tua berusia 300 tahun. Ia sangat tahu bahwa Suze membenci bangunan tua, tapi ia sudah sangat berusaha namun tetap saja bangunan-bangunan tua yang harus didapat. Well, mau nggak mau akhirnya Suze menempati rumah baru, kamar baru, dan punya teman sekamar baru. Yups, sayangnya teman sekamarnya ini adalah seseorang yang telah tiada alias mati alias hantu.. wew.. Saat pertama kali Suze memasuki kamar barunya, di bay window itulah ia melihat Jesse untuk pertama kalinya.

Suze, gadis biasa berusia enam belas tahun yang ternyata tidak senormal tampaknya. Sejak kecil ia memiliki kemampuan untuk bicara dengan hantu. Bahkan ia sering ngobrol dengan ayahnya yang sudah meninggal delapan tahun yang lalu. Hanya saja tidak ada yang tahu tentang kemampuan Suze ini, bahkan tidak ibunya. Itulah kenapa Suze memiliki perangai tertutup dan lebih suka menyendiri. Hanya satu sahabat ia punya, Gina, teman sejak kecilnya di Brooklyn dan hanya satu-satunya. Makanya ia sedih sekali saat tahu harus berpisah darinya. Nah, dari ayahnya ini lah ia akhirnya mengetahui siapa dia sebenarnya, yaitu seorang mediator, penghubung orang-orang mati yang masih punya urusan yang belum beres di dunia manusia, dan Suze lah yang biasanya membantu mereka menyelesaikannya.

Hari berikutnya, Suze mendatangi sekolah barunya, Junipero Serra Mission Academy. Yang lucu, walaupun ia masuk ke sekolah katolik, sejak kecil Suze tidak pernah dibesarkan dengan keyakinan agama tertentu, itulah kenapa ia bingung bagaimana harus menyesuaikan diri disini. Dan banyak kejadian lucu terkait dengan hal ini nanti. Yang jelas, perlahan, di sekolah ini ia mulai mengetahui beberapa hal dan mengenal beberapa orang, termasuk sang kepala sekolah, Pastor Dominic, yang kebelakangnya nanti bakal memegang peran penting dalam kehidupan mediator Suze karena ternyata Pastor Dominic ini juga seorang mediator. Hhe.. Tapi jenis mediator yang beda dengan Suze, umm, cuma cara mediasi nya aja sih yang beda, taulah, ala orang tua bijak dan ala anak muda jaman sekarang, dengan kekasaran =p

Sayangnya, baru hari pertama masuk sekolah itu Suze sudah mendapat masalah dengan pemilik lokernya sebelumnya, Heather. Heather adalah seorang hantu remaja yang ternyata mantan murid di sekolah ini karena ia meninggal. Hari itu juga tanpa disangka Suze mendapat seorang teman bernama CeeCee. Saat makan siang, ia melihat Ackerman bersaudara ─saudara-saudara tirinya─ dan mengamati bagaimana tingkah mereka di habitat aslinya. Lucu memang. Hhe.. Suze melihat Doc duduk dengan gerombolan anak-anak culun, sementara Dopey bersama anak-anak tipe atlet dengan cewek-cewek yang mengerubungi mereka. Dan saat itulah ia melihat Bryce Martinson, yang sedang duduk bersama Sleepy. Mereka berdua tampak seperti dua orang yang sedang teler. Tapi ternyata Bryce yang menurut Suze adalah cowok yang luar biasa ganteng, sedang duduk terpaku memandang laut dengan wajah sedih. Dari teman-teman barunya Suze mendapatkan sebuah cerita bahwa ternyata liburan kemarin Bryce kehilangan ceweknya yang mati karena bunuh diri setelah Bryce memutuskannya. Udah ketebak kan kalau cewek ini adalah Heather, hantu yang sebelumnya Suze liat dan sekarang menyimpan rasa permusuhan pada Suze. Belum lagi ternyata Heather masih gentayangan karena ia ingin Bryce juga mati. Berulang kali ia berusaha menyebabkan ‘kecelakaan’ yang bikin Bryce terbunuh, tapi sayangnya di percobaan pertamanya, Suze berhasil menyelamatkan Bryce dan itu membuat Heather semakin geram. Sejak saat itulah hubungan Bryce dan Suze berkembang. Dan pasti, ini memberikan Heather sebuah alasan lain yang membuat Suze juga menjadi  target pembunuhannya.

Seperti sebelum-sebelumnya, buku Meg Cabot yang ini aku juga suka! Penuturan ceritanya sangat lugas dan bahasa yang digunakan sangat santai dan menarik. Khas Meg Cabot banget. Buat catatan aja nih, aku sangat suka saat Jesse memanggil Suze dengan panggilan ‘querida’.. Aduh, manisnyaaa 😀

Ratingku buat novel ini  : 8

 
4 Comments

Posted by on April 10, 2011 in Horror/Mystery