- Pengarang : Meg Cabot
- Genre : Drama, Horror
- Tebal : 256 hlm ; 20 cm
- Penerbit : Gramedia
- Harga : 28.000 IDR
- Pertama terbit : 1 Januari 2004
- Cetakan : September 2009
- Tanggal Beli : 26 Maret 2010
Ada cowok keren di kamar Susannah Simon. Sayang cowok itu hantu.
Susannah seorang mediator ―penghubung antara orang hidup dan mati. Dengan kata lain, ia bisa melihat hantu. Dan mereka mengganggunya terus sampai Susannah membantu mereka menuntaskan urusan yang belum beres dengan orang-orang yang masih hidup. Tapi Jesse, hantu keren yang menghuni kamar tidur Susannah, sepertinya tidak membutuhkan bantuan. Melegakan sebenarnya, karena Susannah baru saja pindah ke California yang panas dan bermaksud membuka lembaran baru, jalan-jalan ke mal dan bukan ke kuburan, surfing dan bukan kedatangan tamu-tamu aneh dari alam gaib.
Tapi pada hari pertamanya di sekolah baru, Susannah sadar ternyata tidak semudah itu. Ada hantu yang ingin membalas dendam… dan kehadiran Susannah menghalanginya.
Review :
Cerita seri The Mediator ini dimulai dari kedatangan Susannah alias Suze ke tanah California Utara dimana dia akan tinggal kemudian. Sebagai pembuka, kita di sajikan sebuah cerita singkat mengenai Ibunya yang menikah lagi dengan lelaki bernama Andy dan ia memiliki tiga anak lelaki yang kemudian menjadi saudara tiri Suze. Mereka adalah Sleepy, Dopey, dan Doc. Sebenarnya, ini hanya panggilan Suze buat mereka karena, yah, nanti seiring perjalanan cerita kita bakal di kasih tahu kok kenapa 😀 Pokoknya, karena pernikahan ini menyebabkan Suze harus meninggalkan rumah yang selama enam belas tahun ia tinggali, sekolahnya, neneknya dan sahabat New York nya yang sejak TK ia kenal dengan baik. Kini ia harus menjalani kehidupan ala California. Bahkan rupanya Ibu Suze dan Andy harus mencari sebuah rumah baru yang bakal menampung anak-anak mereka dengan masing-masing anak mendapatkan kamar mereka sendiri. Itulah awal mula kisah Suze dalam seri The Mediator.
Rumah Suze yang baru ini berada di kawasan perbukitan Carmel dan memang digambarkan sebagai rumah yang cantik, besar, bergaya Victoria,dibangun pada tahun 1848 dan dulunya bekas sebuah penginapan bereputasi tinggi pada zamannya. Ibunya sangat merasa bersalah memaksa Suze untuk tinggal di rumah tua dan bersekolah di sekolah tua berusia 300 tahun. Ia sangat tahu bahwa Suze membenci bangunan tua, tapi ia sudah sangat berusaha namun tetap saja bangunan-bangunan tua yang harus didapat. Well, mau nggak mau akhirnya Suze menempati rumah baru, kamar baru, dan punya teman sekamar baru. Yups, sayangnya teman sekamarnya ini adalah seseorang yang telah tiada alias mati alias hantu.. wew.. Saat pertama kali Suze memasuki kamar barunya, di bay window itulah ia melihat Jesse untuk pertama kalinya.
Suze, gadis biasa berusia enam belas tahun yang ternyata tidak senormal tampaknya. Sejak kecil ia memiliki kemampuan untuk bicara dengan hantu. Bahkan ia sering ngobrol dengan ayahnya yang sudah meninggal delapan tahun yang lalu. Hanya saja tidak ada yang tahu tentang kemampuan Suze ini, bahkan tidak ibunya. Itulah kenapa Suze memiliki perangai tertutup dan lebih suka menyendiri. Hanya satu sahabat ia punya, Gina, teman sejak kecilnya di Brooklyn dan hanya satu-satunya. Makanya ia sedih sekali saat tahu harus berpisah darinya. Nah, dari ayahnya ini lah ia akhirnya mengetahui siapa dia sebenarnya, yaitu seorang mediator, penghubung orang-orang mati yang masih punya urusan yang belum beres di dunia manusia, dan Suze lah yang biasanya membantu mereka menyelesaikannya.
Hari berikutnya, Suze mendatangi sekolah barunya, Junipero Serra Mission Academy. Yang lucu, walaupun ia masuk ke sekolah katolik, sejak kecil Suze tidak pernah dibesarkan dengan keyakinan agama tertentu, itulah kenapa ia bingung bagaimana harus menyesuaikan diri disini. Dan banyak kejadian lucu terkait dengan hal ini nanti. Yang jelas, perlahan, di sekolah ini ia mulai mengetahui beberapa hal dan mengenal beberapa orang, termasuk sang kepala sekolah, Pastor Dominic, yang kebelakangnya nanti bakal memegang peran penting dalam kehidupan mediator Suze karena ternyata Pastor Dominic ini juga seorang mediator. Hhe.. Tapi jenis mediator yang beda dengan Suze, umm, cuma cara mediasi nya aja sih yang beda, taulah, ala orang tua bijak dan ala anak muda jaman sekarang, dengan kekasaran =p
Sayangnya, baru hari pertama masuk sekolah itu Suze sudah mendapat masalah dengan pemilik lokernya sebelumnya, Heather. Heather adalah seorang hantu remaja yang ternyata mantan murid di sekolah ini karena ia meninggal. Hari itu juga tanpa disangka Suze mendapat seorang teman bernama CeeCee. Saat makan siang, ia melihat Ackerman bersaudara ─saudara-saudara tirinya─ dan mengamati bagaimana tingkah mereka di habitat aslinya. Lucu memang. Hhe.. Suze melihat Doc duduk dengan gerombolan anak-anak culun, sementara Dopey bersama anak-anak tipe atlet dengan cewek-cewek yang mengerubungi mereka. Dan saat itulah ia melihat Bryce Martinson, yang sedang duduk bersama Sleepy. Mereka berdua tampak seperti dua orang yang sedang teler. Tapi ternyata Bryce yang menurut Suze adalah cowok yang luar biasa ganteng, sedang duduk terpaku memandang laut dengan wajah sedih. Dari teman-teman barunya Suze mendapatkan sebuah cerita bahwa ternyata liburan kemarin Bryce kehilangan ceweknya yang mati karena bunuh diri setelah Bryce memutuskannya. Udah ketebak kan kalau cewek ini adalah Heather, hantu yang sebelumnya Suze liat dan sekarang menyimpan rasa permusuhan pada Suze. Belum lagi ternyata Heather masih gentayangan karena ia ingin Bryce juga mati. Berulang kali ia berusaha menyebabkan ‘kecelakaan’ yang bikin Bryce terbunuh, tapi sayangnya di percobaan pertamanya, Suze berhasil menyelamatkan Bryce dan itu membuat Heather semakin geram. Sejak saat itulah hubungan Bryce dan Suze berkembang. Dan pasti, ini memberikan Heather sebuah alasan lain yang membuat Suze juga menjadi target pembunuhannya.
Seperti sebelum-sebelumnya, buku Meg Cabot yang ini aku juga suka! Penuturan ceritanya sangat lugas dan bahasa yang digunakan sangat santai dan menarik. Khas Meg Cabot banget. Buat catatan aja nih, aku sangat suka saat Jesse memanggil Suze dengan panggilan ‘querida’.. Aduh, manisnyaaa 😀
Ratingku buat novel ini : 8